Darmin: Datangkan Devisa, Butuh Bahan Baku Domestik

JAKARTA - Darmin Nasution menawarkan opsi sederhana namun ampuh dalam meningkatkan cadangan devisa dalam negeri.

Menurut Darmin, ke depan pelaku industri perlu membuat bahan baku dan barang modal dari dalam negeri. Dengan begitu, devisa atau valuta asing masuk akan mengalir sendirinya ke dalam negeri...[...]

"Sebagai mana yang dilakukan oleh negara China, yang terus mengalami penambahan cadangan devisa," ujarnya, di sela menjawab pertanyaan anggota dewan Komisi XI DPR, di Jakarta, Senin (11/5/2009).

Menurutnya, pasar valas di Indonesia sangat rentan dan tipis. Hal ini yang membuat pasar finansial Tanah Air menjadi sensitif. Tak heran jika terjadi penarikan dana dari investor maka cadangan devisa langsung menurun. Terlebih tidak semua eksportir memarkirkan valasnya di dalam negeri.

"Untuk mendatangkan devisa yang besar kita tidak harus lagi mengandalkan ekspor. Tapi bagaimana bisa menciptakan bahan baku dan barang modal dan bahan baku di negeri sendiri," ungkapnya, saat memberikan pemikirannya mengenai pendatangan devisa yang besar.

Kata Darmin, dengan adanya aturan Permendag mengenai barang ekspor wajib menggunakan L/C, dinilai cukup ampuh untuk mendapatkan devisa lebih besar. Hanya saja persoalannya kebijakan ini mendapatkan pertentangan dari para eksportir.

Menanggapi pernyataan tersebut, Anggota Komisi Yunus Yosfiah dari Fraksi PPP menantang Darmin untuk bisa menciptakan devisa yang lebih besar, tanpa menyalahkan para eksportir.

Pasalnya, dia melihat perbankan dinilai lemah dalam memberikan kredit bagi para eksportir. Di mana kredit yang dikucurkan perbankan lebih banyak dikucurkan bagi sektor properti dibandingkan kepada eksportir yang peranannya jauh lebih penting dalam mendatangkan devisa bagi negara.

"Pak Darmin harus bisa melakukan mediasi dengan para eksportir dan bisa menciptakan eksportir di sektor lainnya, guna mendatangkan devisa yang lebih besar bagi negara sebagai mana dilakukan negara China. Karena tidak hanya TKI yang berjasa dalam cadangan devisa, tapi juga para eksportir," tegasnya. (rhs)
(oz)