JAKARTA - Pergerakan rupiah sore ini serupa dengan indeks harga saham gabungan (IHSG). Sempat menguat tajam, namun koreksinya juga cukup besar.
Pada penutupan perdagangan Senin (11/5/2009), rupiah ditutup di level Rp10.365-10.375 per USD. Rupiah sempat menguat tajam di level Rp10.285 per USD. Namun, bila dibandingkan dengan penutupan perdagangan Jumat 8 Mei, rupiah menguat Rp10.375-10.380 per USD.
Sebenarnya tidak ada sentimen kuat yang membuat rupiah gagal menguat tajam. Namun, yang jelas saat ini investor tengah mengambil posisi konsolidasi di tengah rontoknya indeks saham. ..[...]
Dari sisi eksternal, naiknya unemployment rate ke level tertinggi 25 tahun di level 8,9 persen, telah mematahkan optimisme yang mulai tumbuh, namun serangkaian data-data yang membaik dari ekonomi global yang dirilis pekan lalu telah mengakibatkan risk aversion tetap tinggi dan pada akhirnya menekan dolar Amerika.
Seperti dikutip dari Valbury Securities, dolar Amerika cenderung melemah ketika minat untuk mata uang dengan risiko lebih tinggi meningkat.
Dolar terkoreksi ke level terendah enam minggu terhadap basket currencies dan searah dengan penurunan dalam tiga minggu berturut-turut.
Menurut Market Strategist pada Advanced Currency Market Melvin Haris, di New York, pelaku pasar memposisikan pemulihan
ekonomi dalam beberapa bulan ke depan dan ini berarti bahwa dolar Amerika berpeluang melemah bila perkiraan tersebut menjadi kenyataan.
Namun sebagian pelaku pasar masih cukup berhati-hati melihat ekonomi global yang cenderung masih resesi dan masih akan
menghadapi berbagai ancaman.
Komentar yang positif datang dari Presiden Richmond Fed, Lacker, yang mengatakan bahwa adalah sangat beralasan untuk
berharap resesi ekonomi akan berakhir tahun ini. Consumer spending dan data sektor perumahan menambah bukti-bukti bahwa
resesi akan berakhir di tahun ini.
Pada akhir perdagangan di New York pekan lalu, dolar Amerika masih tetap melemah dan mencatat level terendah empat bulan. (rhs)
(oz)
0 comments:
Post a Comment